SEJARAH SINGKAT LAHAT
SEJARAH hari jadi Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Panitia Penetapan Hari Jadi Kabupaten daerah tingkat II Lahat 4 Oktober 1995 sampai dengan 26 April 1996 tidak bisa lepas dari perjalanan sejarah pemerintah Hindia Belanda atau Goverment oostkust Van Sumatera yang berkuasa dari 1823 sampai dengan 1918 di Indonesia termasuk di Sumatera Selatan.
Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1823 tercatat mulai menguasai kesultanan palembang saat dipimpin Sultan Mahmud Badarudin II. Usai menduduki Kesultanan Palembang Belanda mengasingkan Sultan Mahmud Badarudin IIke Batavia (Betawi) satau Jakarta sekarang. Selanjutnya Sultan Mahmud Badarudin II disasingkan lagi ke Ternate sampai akhir hayatnya.
Guna tetap menguasai Kesultanan Palembang, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1825 membentuk Pemerintahan Keresidenan palembang dengan ibukota Palembang yang dipimpin oleh seorang Residen. Setelah kresidenan terbentuk Pemerintah Hindia Belanda terus memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan oprasi militer. Daerah-daerah di Sumatera Selatan diserang habis-habisan oleh Hindia Belanda. Setiap daerah yang diserang melakukan perlawanan. Beberapa perlawanan masyarakat di Lahat dikenal dengan beberapa kejadian, seperti ;
- Pertahanan Benteng Jati Suku Gumay yang berakhir setelah dapat diduduki Belanda tahun 1851
- Pertahanan Benteng Muntar Alam Suku Sumbai Besar yang berakhir setelah dapat diduduki Belanda tahun 1861
- Pertahanan Benteng Tebat Serut Suku Penjalang yang berakhir setelah dapat diduduki Belanda tahun 1871
Menurut Ketua Legiun Veteran Kabupaten Lahat H Usman Junaidi menjelaskan berdasarkan literatur sejarah diceritakan tentang banyaknya perlawanan yang dilakukan da;lam melawan penjajahan Belanda. Namun karena Belanda menggunakan persenjataan yang lengkap dan moderen sementara para pejuang menggunakan senjata seadanya, maka perlawananpun dilakukan dengan senjata seadanya menggunakan strategi perang gerilya , salah satunya adalah dengan memutuskan jembatan-jembatan guna menghambat gerak maju serangan Belanda yang terus berusaha menguasai Lahat.
Disarikan dari Buku Lahat World Largest and Most Complete Megalithic Site Complex ( Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lahat)